Senin, 02 November 2009

Nasib Seorang Overcloker

Yakin loe?, kira-kira itulah ucapan yang terdengar dari mulut ku setelah mendengar niat Joe untuk mengoverclock komputer di rumahnya. Iye, gw dah yakin, makanya sekarang gw minta lo anterin gw beli water cooling biar komputer gw gag kpanasan, tandas Joe. Karena ku pikir Joe sudah siap jasmani dan rohani serta siap menanggung segala akibatnya dari mengoverclock komputernya, langsung saja ku ambil sepeda motor yang terparkir di garasi rumah. Kemudian berangkatlah kami ke toko alat komputer di daerah Mangga Dua.

Bujug!! panas amat sih ni hari, keluh Joe. Langsung saja ku jawab, lha, elo ndiri gila, ngajak gw brangkat tengah hari bolong bgini. Akhirnya dengan bersusah payah, kami pun tiba di toko tersebut. Tanpa berpanjang lebar langsung saja Joe memesan sebuah perangkat water cooling yang berguna untuk mendinginkan prosesor komputer. Setelah mendapat barang pesannya, dia pun menyelesaikan masalah administrasi dengan penjaga tokonya. Semua urusan dah beres, pikir Joe, langsung saja sosoknya berdiri dihadapan ku yang lagi istirahat sambil menghirup udara segar, maklum udara di Jakarta apalagi di jalan raya sudah tercemar berat. Balik nyok? ajak Joe. Mataku langsung meloto ke arahnya, haha!! gila lo, baru aja nyampe udah mo balik ajah. Klo bgini mah lamaan di jalan dari pada di toko, tandas ku. Akhirnya setelah beristirahat sejenak kami pun kembali pulang. Sepanjang jalan pulang, sesekali aku melirik ke arah Joe lewat kaca spion. Et dah, sumringah amat tuh muka…mentang-mentang udah dapet barang baru, gumam ku.

Sesampainya di rumah Joe, ku langsung rebahkan badan di atas sofa empuk berlapiskan kain lembut yang berwarna cerah. Tanpa menunda waktu si Joe langsung menjalankan niatnya, ya begitulah orang kalo udah kelewat nafsu. Disiapkannya segala peralatan yang dibutuhkan seperti obeng, pisau, kuas, serta kunci pas. Bantuin gw kek, daripada lo gelepakan gag jelas bgitu, kata Joe. Yaudah-yaudah sini gw bantuin, jawabku.

Tanpa menunggu komando lagi, aku langsung membuka casing CPUnya dan sekaligus membersihkan debu-debu yang menempel di dalamnya. Sedangkan Joe sibuk membuka kemasan water cooling yang baru dibelinya tadi sambil membaca instruksi pemasangan pending tersebut. Setelah semua perangkat siap, Joe pun langsung melakukan operasi terhadap komputernya. Dia merakit pendingin tersebut mulai dari pemasangan radiator, tempat pemanpungan air, pompa, water blok dan selang yang menghubungkan semua piranti keras tersebut. Begitu selesai merakitnya, tanpa pikir panjang Joe langsung meletakan perangkat pendinginnya di tempat semestinya.

Setelah semua terpasang, Joe pun kemudian menghubungkan semua kabel komputernya. Jangan buru-buru, udah lo cek lagi belom semua selangnya? Tanya ku. Udah kok, jawab Joe dengan yakin seraya menekan tombol power komputernya. Dia pun menunggu komputernya untuk siap melakukan overclocking.

Namun setelah dua menit komputernya menyala, tiba-tiba komputernya mati tanpa ia perintah. Apa yang terjadi?? pikir ku. Tak lama kemudian tercium bau menyengat yang menusuk hidung kami. Setelah mencabut semua kabel yang terpasang, Joe langsung membuka casing CPUnya. Ternyata selang pendingin yang ke arah prosesor kurang kencang pemasangannya, sehingga air pendingin keluar dan menetes di kartu grafisnya. Waduh!! VGA gw konslet!! teriak Joe. Tuh kan, harusnya lo cek dulu tadi pas belom dinyalain ujar ku. Joe pun tertunduk lemas dan berteriak, Aaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrggghhhhhhhh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget
/>